--> Skip to main content

Mobil Marvia, Mobil Replika eropa asli buatan Indonesia yang kini menjadi buruan Kolektor.

Dunia otomotif indonesia ternyata ada sisi masa lalu yang jarang orang mengetahuinya, sisi yang tentu hanya orang-orang yang hidup dijamannya dan mengerti akan dunia otomotif saat itu yang mengenalnya. Mobil Marvia, sebuah brand untuk mobil-mobil karoseri lokal yang dibuat mirip dengan aslinya seperti Porsche 911 Ckd, Shelby Cobra, Mercedes-Benz 500K, Lagonda LG45, dan Jaguar SS100.

mobil marvia
mobil marvia

Tujuan awalnya Marvia ini mungkin karena ditahun 70an banyak yang ingin memiliki mobil-mobil klasik atau mobil sport dari eropa sana, tapi terbentur aturan larangan import kendaraan bekas. dan Larangan tersebut menghasilkan ide untuk membuat mobil sendiri dengan model yang mirip dengan aslinya. Dan PT. Marvia Graha Motor yang membuat replika mobil tersebut dengan nama Marvia dibawah naungan Indomobil yang kala itu menjadi raksasa otomotif Indonesia.

Akibatnya, banyak produk dari Suzuki dan Mazda yang dirombak menjadi kit dari Marvia itu sendiri. Saya coba ambil artikel dari mobilmotorlama.com :

Mobil yang direplika Marvia ini bukan mobil terbaru yang tidak masuk ke Indonesia. Mobil yang direplika adalah mobil klasik era 30an seperti Mercedes-Benz 500K, Lagonda LG45, dan Jaguar SS100. Versi asli ketiga mobil tadi bukan sembarang mobil mengingat akhir 1920an sampai sebelum perang dunia kedua negara-negara Eropa dan Amerika Serikat mengalami krisis moneter berat sehingga tidak banyak orang yang sanggup membeli mobil saat itu apalagi mobil sekelas 500K, LG45 dan SS100 yang sangat mewah dijamannya. Basic mobil replika ini adalah Suzuki Katana yang memakai sasis ladder frame. Bekas ciri khas Suzuki Katana yang masih menempel pada mobil replika Marvia ini bisa dilihat dibagian mesin yang masih memakai mesin Suzuki F10A dan velgnya dimana ketiga mobil ini memakai velg kaleng standar milik Jimny / Katana. Bodinya sendiri memakai material fiberglass yang memang sangat mudah dibentuk.

Suzuki Carry juga mengalami operasi plastik ditangan Marvia. Masih mengusung sasis ladder frame dan mesin F10A milik Carry, Suzuki Carry ini bertransformasi menjadi sebuah Rolls Royce Silver Shadow. Hasil akhirnya bisa dibilang ajaib mengingat bentuk Carry yang tidak berhidung menjadi mancung karena Rolls Royce Silver Shadow memiliki bonnet yang lumayan panjang. Entah apakah Silver Shadow bermesin Carry ini memakai bodi fiberglass seperti replika mobil klasiknya atau tidak karena sepertinya jarang sekali Silver Shadow ini.

Selain mobil klasik jaman Hitler dan mobil mewah asal Inggris, Marvia ini juga membuat replika mobil sport AC Cobra yang juga dikenal sebagai Shelby Cobra. Replika ini dipamerkan di Pameran Gaikkindo 1988 di Blaai Sidang Jakarta dan baru diluncurkan pada tahun 1989 dimana tahun 1989 merupakan tahun ular menurut kalender Tionghoa. Masih seperti 2 mobil sebelumnya, Marvia Cobra ini mengambil basis dari Suzuki Katana lengkap dengan sasis dan mesinnya. Bodinya terbuat dari fiberglass seperti mobil Marvia lainnya. Mobil ini sepertinya dijual sampai ke Belanda karena pernah disuatu event mobil klasik, muncul sebuah Marvia Cobra ini di hadapan publik Belanda beberapa tahun yang lalu.

Model Marvia yang paling populer sekaligus paling kontroversial adalah replika Porsche 911. Berbeda dengan replika lainnya, kualitas replika Porsche ini lumayan baik terutama dibagian interiornya karena memakai dashboard asli milik Porsche 911. Basic mobil ini juga sudah tidak mengambil dari Carry atau Katana lagi melainkan mengambil dari Mazda MR90 alias Mazda 323 tahun 70an yang direborn kembali sebagai mobil nasional Indomobil pada awal 90an. Dashboard asli Porsche bisa ditempel di replika mobil ini karena pada saat itu Porsche berencana masuk ke Indonesia dan merakit 911 melalui Indomobil dan dijual seharga 400 juta. Termasuk murah karena saat itu Mercedes W124 hanya 285 juta saja.

Sayang karena mobil-mobil replikanya tidak berlisensi, Porsche dan Mazda kemudian menggugat Marvia (Indomobil). Porsche yang sedianya akan CKD di Indonesia membatalkan niatnya dan akhirnya memusnahkan semua brosur dan media promosi lainnya yang sudah terlanjur dicetak. Indomobil pun kemudian meminta maaf dengan membayar sejumlah ganti rugi yang jelas nilainya besar. Setelah kasus tadi, Marvia akhirnya tutup mungkin juga karena krisis moneter 1997-1998 yang meruntuhkan berbagai industri di tanah air ".

Pertanyaan saya sebagai orang baru di dunia otomotif, kenapa ga di buat masal lagi aja, kan pasti banyak yang minat, Bahkan mungkin bukan hanya untuk pasar lokal, bisa untuk export juga sebagai mobil replika.
Tapi semuany adalah terbentur aturan dan hukum, karena desain dari mobil-mobil tersebut tentu mempunyai lisensi.

Tapi apakah tidak bisa mencontek seperti China. Regulasi dan aturan berbeda antara China dan Indonesia. Lebih baik tidak membutnya daripada terkena gugatan HAKI.

Contoh dari Mobil-mobil Marvia yang pernah ada di INdonesia.



Semoga berguna.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar